Antara Jenggot Dan Kecerdasan



ومن علامات لا تخطئ طول اللحية, فان صاحبها لا يخلو من الحمق

Termasuk setengah dari tanda-tanda yang tidak mungkin salah adalah panjangnya jenggot, Maka sesunggungya orang yang memiliki jenggot yang panjang, adalah pasti seorang yang tolol (pandir).


وقد روي أنه مكتوب في التورة: ان اللحية مخرجها من الدماغ, فمن أفرط عليه طولها في قل دماغه, ومن قل دماغه قل عقله, ومن قل عقله كان أحمق

Sungguh telah diriwayatkan bahwasanya tertulis di dalam kitab Taurat: “Sesungguhnya jenggot, tempat keluarnya adalah otak, barangsiapa yang berlebihan panjang jenggotnya, maka sedikit otaknya, barangsiapa yang sedikit otaknya, sedikit kecerdasannya, dan barangsiapa yang sedikit kecerdasannya, maka orang tersebut adalah orang yang tolol (pandir)”.



قال بعض الحكماء: الحمق سماد اللحية, فمن طالت لحيته كثر حمقه

Sebagian ulama ahli hikmah menyatakan: Ketololan adalah pupuk bagi jenggot, barangsiapa yang panjang jenggotnya maka banyak ketololannya.

قال بعض الشعراء:

Sebagian penyair menyampaikan:

اذا عرضت للفتى لحية**وطالت وصارت الى سرته

Jika jenggot tampak pada seorang pemuda**dan jenggot tersebut panjang dan sampai pada pusarnya

فنقصان عقل الفتى عندنا**بمقدار ما زاد في لحيته

Maka (hal tersebut) menunjukkan sedikitnya kecerdasan pemuda tersebut menurut kami**Seukuran dengan apa yang tambah dari panjang jenggotnya.


Dinukil dari keterangan yang disampaikan oleh al-Imam al-Hafidz Jamaluddin Abu al-Faraj Abdurrahman bin al-Jauzi al-Baghdadi di dalam kitabnya Akhbar al-Khumqo wa al-Mughoffalin.
TAMBAHAN KETERANGAN
kitab akhbarul hamqa wal mughaffalin karya ibn al-jauzi dr madzhab hanbali disebutkan kutipan2 yang menunjukkan jenggot yang panjang memang tanda kebodohan dan kurang kecerdasan. Ini kutipannya:

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺑﻦ ﻣﺮﻭﺍﻥ ﻣﻦ ﻃﺎﻟﺖ ﻟﺤﻴﺘﻪ ﻓﻬﻮ ﻛﻮﺳﺞ ﻓﻰ ﻋﻘﻠﻪ ﻭﻗﺎﻝ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﻦ ﻗﺼﺮﺕ ﻗﺎﻣﺘﻪ ﻭﺻﻐﺮﺕ ﻫﺎﻣﺘﻪ ﻭﻃﺎﻟﺖ ﻟﺤﻴﺘﻪ ﻓﺤﻘﻴﻘﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺃﻥ ﻳﻐﺰﻭﻩ ﻓﻰ ﻋﻘﻠﻪ ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻔﺮﺍﺳﺔ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻃﻮﻳﻞ ﺍﻟﻘﺎﻣﺔ ﻭﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻓﺎﺣﻜﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺎﻟﺤﻤﻖ ﻭﺍﺫﺍ ﺍﻧﻀﺎﻑ ﺍﻟﻰ ﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺭﺃﺳﻪ ﺻﻐﻴﺮﺍ ﻓﻼ ﺗﺸﻚ ﻓﻴﻪ ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺤﻜﻤﺎﺀ ﻣﻮﺿﻊ ﺍﻟﻌﻘﻞ ﺍﻟﺪﻣﺎﻍ ﻭﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﺍﻷﻧﻒ ﻭﻣﻮﺿﻊ ﺍﻟﺮﻋﻮﻧﺔ ﻃﻮﻳﻞ ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻭﻋﻦ ﺳﻌﺪ ﺑﻦ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﺍﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻗﻠﺖ ﻻﺑﻦ ﺍﺩﺭﻳﺲ ﺃﺭﺃﻳﺖ ﺳﻼﻡ ﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﺣﻔﺼﺔ ﻗﺎﻝ ﻧﻌﻢ ﺭﺃﻳﺘﻪ ﻃﻮﻳﻞ ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺣﻤﻖ ﻭﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ ﺍﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﺇﺫﺍ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻃﻮﻳﻞ ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻟﻢ ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺫﻟﻚ ﻓﻰ ﻋﻘﻠﻪ ﻗﺎﻝ ﺯﻳﺎﺩ ﺍﺑﻦ ﺍﺑﻴﻪ ﻣﺎ ﺯﺍﺩﺕ ﻟﺤﻴﺔ ﺭﺟﻞ ﻋﻠﻰ ﻗﺒﻀﺘﻪ ﺇﻻ ﻛﺎﻥ ﻣﺎ ﺯﺍﺩ ﻓﻴﻬﺎ ﻧﻘﺼﺎ ﻣﻦ ﻋﻘﻠﻪ ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺸﻌﺮﺍﺀ ﺇﺫﺍ ﻋﺮﺿﺖ ﻟﻠﻔﺘﻰ ﻟﺤﻴﺔ ﻭﻃﺎﻟﺖ ﻓﺼﺎﺭﺕ ﺇﻟﻰ ﺳﺮﺗﻪ ﻓﻨﻘﺼﺎﻥ ﻋﻘﻞ ﺍﻟﻔﺘﻰ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﺑﻤﻘﺪﺍﺭ ﻣﺎ ﺯﺍﺩ ﻓﻰ ﻟﺤﻴﺘﻪ

أخبار الحمقى والمغفلين --ابن الجوزى

Apakah Ibn al-Jauzi yang dikenal sbgi ahli tafsir, hadits, fiqih mau meremehkan qaul (pendapat) yang menyatakan jenggot adalah sunnah, bahkan menurut mayoritas dlm madzhab hanbali haram dicukur? Pasti tidak. Kutipan2 ini juga bukan mau mengajak kita untuk memiliki sterotip pada orang yang berjenggot, namun kritik, sindiran, dan candaan bagi mereka yang tidak merawat jenggotnya, atau mengklem palinh shalih, paling benar, paling wara' hanya dengan modal jenggot. Jika jenggot dianggap sebagai satu2nya simbol keimanan dan ketaqwaan dan keislaman, maka bagaimana dengan rabbi2 Yahudi dan pendeta2 Kristen Ortodoks yang jenggotnya panjang2, atau jenggot2 panjang Karl Marx, Darwin, Lenin, dllnya?

Maka, yg menista ulama2 shalih dari wali songo dan kyai2 NU yang berjenggot bukanlah Kyai Said, namun mereka yg mengaitkan2 sindiran kyai said pada beliau2 yang mulia. Karena Kyai Said tidak bermaksud menyindir mereka. Wallahu A'lam -Guntur Romli
[13:42 13/09/2015] Guntur Romli NU: Nambahin lagi, biar tambah ramee..

Imam Al-Ghazali Menyindir Si Celana Cingkrang & Jidat Hitam

Candaan dan sindiran yang sering terlontar juga fenomena cingkrang dan jidat hitam. Dua simbol ini seolah-olah identik dengan ketaqwaan dan kesalehan seseorang. Perhatikan, sindiran Imam Al-Ghazali dalam kitabnya: Ihya' Ulumiddin:

لا يغرنك من المر قميص رقعه # أو إزار فوق عظم الساق منه رفعه
أو جبين لاح فيه أثر قد خلعه # أره الدرهم تعرف حبه أو ورعه

إحياء علوم الدين -الإمام الغزالى

Jangan kau tertipu oleh pakaian seseorang yang robek #
Atau kain sarung yang ditinggikan di atas betisnya (cingkrang)
Atau jidat yang mengkilap kehitam-hitaman #
Pelihatkan padanya dirham (duit) akan ketahuan apakah ia doyan atau menolaknya

Apakah Imam Al-Ghazali mau meledek-ledek cingkrang dan jidat hitam yang bisa ditemukan ajarannya dalam Islam? Tidak. Beliau menyindir bahwa kewara'aan (kehatian-hatian) tidak ditentukan oleh cingkrang dan jihat hitam, tapi saat orang itu dihadapkan pada uang dan kekuasaan. Wallahu A'lam

No comments:

Post a Comment