[KH. Idrus Ramli] Dalil Doa Awal Tahun dan Akhir Tahun
Oleh : Syaikh Muhammad Idrus Ramli
SOAL: “Apakah doa akhir tahun dan awal tahun ada dalilnya?
JAWAB: “Ya jelas ada dalilnya. Masakan doa tidak ada dalilnya. Di dalam al-Qur’an Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ
لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ
جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (60)
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam
dalam keadaan hina dina”. (QS. Ghafir : 60).
Ayat di atas memberikan pesanan agar
kita selalu berdoa kepada Allah, dan Allah menjanjikan akan mengabulkan
doa kita. Sedangkan orang yang sombong dari menyembah-Nya seperti tidak
mahu berdoa kepada-Nya, diancam dimasukkan ke neraka Jahanam.
Perintah berdoa dalam ayat di atas
bersifat mutlak dan umum. Karena itu berdoa pada akhir tahun dan awal
tahun, masuk dalam keumuman perintah ayat tersebut.”
SOAL: “Tapi dalil khusus akhir tahun dan awal tahun kok tidak ada.”
JAWAB: “Ada, yaitu diqiyaskan dengan doa
awal waktu dan akhir waktu. Misalnya doa pada awal bulan dan akhir
bulan. Dalam kitab-kitab hadits diriwayatkan:
DOA AWAL BULAN
عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
إِذَا رَأَى الْهِلاَلَ قَالَ: ” اَللهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا
بِالْيُمْنِ وَاْلإِيْمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَمِ رَبِّيْ
وَرَبُّكَ اللهُ ” رواه الدارمي والترمذي وقال: حديث حسن
Dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu
‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila melihat hilal
(bulan pada tanggal 1, 2 dan 3), maka beliau berdoa: “Ya Allah,
perlihatlah bulan ini kepada kami dengan kebahagiaan, keimanan,
keselamatan dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.” (HR.
al-Darimi [1730] dan al-Tirmidzi [3451]. Al-Tirmidzi berkata: “Hadits
ini hasan”.).
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا رَأَى الْهِلاَلَ قَالَ : ” اَللهُ أَكْبَرْ ، اَللّهُمَّ أَهِلَّهُ
عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَمِ ،
وَالتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى ، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ “.
رواه الدارمي
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma
berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila melihat hilal,
maka berdoa: “Allah Maha Besar. Ya Allah, perlihatkanlah bulan ini
kepada kami dengan keamanan, keimanan, keselamatan, keislaman dan
pertolongan pada apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami
dan Tuhanmu adalah Allah.” (HR. al-Darimi [1729]).
عَنْ قَتَادَةَ ، أَنَّهُ بَلَغَهُ ،
أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى
الْهِلاَلَ قَالَ : ” هِلاَلُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ ، هِلاَلُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ ،
هِلاَلُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ ، آَمَنْتُ بِاللهِ الَّذِيْ خَلَقَكَ ” ، ثلاث
مرات ، ثم يقول : ” اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ ذَهَبَ بِشَهْرِ كَذَا
وَجَاءَ بِشَهْرِ كَذَا “. رواه ابو داود
Dari Qatadah, bahwa telah sampai
kepadanya, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila melihat
hilal, maka berdoa: “Semoga bulan ini membawa kebaikan dan petunjuk.
Semoga bulan ini membawa kebaikan dan petunjuk. Semoga bulan ini membawa
kebaikan dan petunjuk. Aku beriman kepada Allah yang telah
menciptakanmu.” Sebanyak tiga kali, kemudian berkata: “Segala puji bagi
Allah yang telah membawa pergi bulan ini, dan datang dengan bulan ini.”
(HR. Abu Dawud [5092]).
Hadits-hadits di atas menunjukkan
anjuran membaca doa pada awal bulan, setelah perginya bulan sebelumnya.
Doa akhir tahun dan awal tahun, dianjurkan juga, dengan diqiyaskan pada
doa awal bulan di atas. Di sisi lain, dalam kitab-kitab hadits juga
disebutkan doa-doa yang dianjurkan pada awal terbitnya Matahari dan
setelah terbenamnya Matahari, sebagaimana dijelaskan dalam kitab-kitab
tentang doa dan dzikir, seperti kitab al-Adzkar karya al-Imam an-Nawawi
dan semacamnya. Wallahu a’lam.
SOAL: “Kalau dalil doa akhir tahun dan awal tahun tersebut didasarkan pada dalil qiyas, apakah hal ini dibenarkan?”
JAWAB: “Ya tentu dibenarkan. Qiyas
dalam ibadah telah dilakukan oleh para ulama sejak generasi salaf, para
sahabat, ahli hadits dan para imam madzhab, termasuk Imam Ahmad bin
Hanbal, Imam al-Bukhari dan lain-lain. Bahkan Syaikh Ibnu Baz juga
banyak melakukan qiyas dalam bab ibadah, sebagaimana dapat dibaca dalam
sebagian fatwa-fatwa beliau.
SOAL: “Apakah penjelasan khasiat doa akhir tahun dan awal tahun tersebut dapat dibenarkan?”
JAWAB: “Ya tentu saja dibenarkan.
Khasiat ayat al-Qur’an, doa dan dzikir telah diakui oleh seluruh ulama.
Syaikh Ibnu Qayyimil Jauziyyah, murid terkemuka Syaikh Ibnu Taimiyah,
panutan kaum Wahabi-(bukan-Salafi), berkata:
وَمِنَ الْمَعْلُوْمِ أَنَّ بَعْضَ
الْكَلامِ لَهُ خَوَاصُّ وَمَنَافِعُ مُجَرَّبَةٌ فَمَا الظَّنُّ بِكَلامِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الَّذِيْ فَضْلُهُ عَلَى كُلِّ كَلامٍ كَفَضْلِ اللهِ
عَلَى خَلْقِهِ الَّذِيْ هُوَ الشِّفَاءُ التَّامُّ وَالْعِصْمَةُ
النَّافِعَةُ وَالنُّوْرُ الْهَادِيْ وَالرَّحْمَةُ العَامَّةُ الَّذِيْ
لَوْ أُنْزِلَ عَلَى جَبَلٍ َتَصَدَّعَ مِنْ عَظَمَتِهِ وَجَلالَتِهِ قَالَ
تَعَالَى وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ
للمؤمنين [ الإسراء: 82 ] وَ مِنْ هَا هُنَا لِبَيَانِ الْجِنْسِ لاَ
لِلتَّبْعِيْضِ هَذَا أَصَحُّ الْقَوْلَيْنِ. (ابن القيم، زاد المعاد في
هدي خير العباد، 2/162).
“Dan telah dimaklumi bahwa sebagian
perkataan manusia memiliki sekian banyak khasiat dan aneka kemanfaatan
yang dapat dibuktikan. Apalagi ayat-ayat al-Qur’an selaku firman Allah,
Tuhan semesta alam, yang keutamaannya atas semua perkataan sama dengan
keutamaan Allah atas semua makhluk-Nya. Tentu saja, ayat-ayat al-Qur’an
dapat berfungsi sebagai penyembuh yang sempurna, pelindung yang
bermanfaat dari segala marabahaya, cahaya yang memberi hidayah dan
rahmat yang merata. Dan andaikan al-Qur’an itu diturunkan kepada gunung,
niscaya ia akan pecah karena keagungannya. Allah telah berfirman: “Dan
kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman.” (QS. al-Isra’: 82). Kata-kata “dari
al-Qur’an”, dalam ayat ini untuk menjelaskan jenis, bukan bermakna
sebagian menurut pendapat yang paling benar. (Ibn al-Qayyim, Zad
al-Ma’ad, 2/162).
Perhatikan, dalam pernyataan di atas,
Syaikh Ibnu Qayyimil Jauziyyah menjelaskan bahwa khasiat doa dan dzikir
termasuk hal yang dimaklumi di kalangan umat Islam. Bagi yang tidak
percaya dengan khasiat tersebut, tangisilah dirinya, karena telah
menyimpang dari kemakluman yang diakui dalam agama.”
SOAL: “Dari mana untuk mengetahui khasiat ayat al-Qur’an, doa dan dzikir?”
JAWAB: “Sebahagian dari hadits-hadits
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebahagian juga dari pengalaman
orang-orang soleh dan ilham yang diterima oleh para auliya atau
orang-orang yang ma’rifat kepada Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan
oleh al-Hafizh as-Suyuthi dalam al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an.”
SOAL: “Apakah kepercayaan terhadap
khasiat yang diperoleh dari kaum para auliya dan orang-orang soeh tidak
merosakkan akidah Islam.”
JAWAB: “Tidak merosakkan. Bahkan
mempercayai khasiat yang diperoleh dari pengalaman dan ilham para auliya
dan orang soleh termasuk bahagian dari akidah umat Islam. Hal ini
sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Ibnu Taimiyah dalam al-‘Aqidah
al-Wasithiyyah.”
SOAL: “Siapa dari kalangan ulama yang menganjurkan doa akhir tahun dan awal tahun?”
JAWAB: “Ya banyak sekali, terutama ulama
Timur Tengah dan seluruh dunia. Anda boleh baca dalam kitab Kanz
al-Najah wa al-Surur fi al-Ad’iyah al-Ma’tsurah allati Tasyrahu
al-Shudur, karya Syaikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Qudus al-Makki
al-Syafi’i, (1277-1335 H).”
Wallahu a’lam.
(Mkf)
“Wali itu tidak membuka jalan popularitas dan juga tidak melakukan pengakuan akan kewaliannya. Bahkan kalau bisa ia akan menyembunyikannnya. Karena itu orang yang ingin terkenal dalam hal tersebut, bukanlah ia seorang ahli tariqah”
(Dhurar al-Muntatsirah fi al-Masa’il al-Tis’a ‘Asyarah, hal. 9).
No comments:
Post a Comment